Ketua KPU Tulungagung Suprihno, M.Pd., (tengah) beserta anggota KPU saat memimpin rapat koordinasi dan evaluasi coklit 10 hari pertama di Gedung Media Center KPU Tulungagung (2/2)

Ketua KPU Tulungagung Suprihno, M.Pd., (tengah) beserta anggota KPU saat memimpin rapat koordinasi dan evaluasi coklit 10 hari pertama di Gedung Media Center KPU Tulungagung (2/2)

TULUNGAGUNG (kpu-tulungagungkab.go.id) –  Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tulungagung melaksanakan rapat koordinasi dan evaluasi pencocokan penelitian (Coklit) pemutakhiran daftar pemilih pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur (Jatim) serta bupati dan wakil bupati sepuluh hari pertama pada Jum’at (2/2/2018) pukul 16.00 WIB di Gedung Media Center KPU Tulungagung. Dengan kerja  keras  dibawah kendaliw KPU. Coklit  pemutakhiran pemilih mencapai 50 persen.

Rakor dan evaluasi tersebut dipimpin oleh Ketua KPU Suprihno, M.Pd., anggota KPU Victor Febrihandoko, S.Sos.,  dan Mohammad Fatah Masrun, M.Si., serta diikuti seluruh ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-Tulungagung dan divisi data.

Suprihno mengatakan, adapun tujuan diadakannya rakor ini untuk memantau sejauh mana perkembangan Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih (PPDP) dalam melakukan coklit. Selain itu, evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada kendala di lapangan selama melakukan coklit.

“Mayoritas kendalanya hanya hujan, jadi kurang maksimal dalam berkunjung,” katanya.

Selain itu, pelaksanaan coklit pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB juga tidak efektif, rata-rata warga tidak semua berada di rumah karena bekerja. Tak jarang untuk sekali Coklit petugas PPDP datang kerumah lebih dari sekali. Jadi petugas PPDP memilih sore hari atau malam hari.

“Sebenarnya coklit hanya butuh waktu 10 hingga 15 menit, tetapi kalau di desa biasanya dibuatkan kopi dan ngobrol,” ucapnya sambil tersenyum.

Namun demikian lanjut Suprihno, selama sepuluh hari pertama ini pihaknya sudah mendapat laporan sebanyak 445.423 atau 49 persen warga yang tercoklit. Artinya, tinggal 459.744 atau 51 persen warga yang belum dicoklit.

“Kami yakin sebelum deadline semua sudah tercoklit,” ujarnya.

Masih menurut Suprihno, mulai minggu depan atau coklit di sepuluh hari kedua, pihaknya akan mengecek langsung warga yang sudah tercoklit. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah petugas sudah menjalankan prosedur coklit dengan benar.

“Akan kita sampling, tiap kecamatan akan diambil tiga desa masing-masing 1 tempat pemungutan suara (TPS),” jelasnya.

Adapun kriteria yang akan di sampling yakni daerah pinggiran atau perbatasan, akses jalan sulit, dan jauh dari perkotaan.

Dalam kesempatan tersebut Suprihno menghimbau agar Pengawas Pemilihan Lapangan (PPL) dijadikan sebagai mitra. Jika memang membutuhkan data silahkan dilayani. Namun jika yang diminta pelaporan harap langsung meminta kepada PPS atau PPK.