TULUNGAGUNG (kpu-tulungagungkab.go.id) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur (Jatim) mengajak mahasiswa Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk menangkal berita hoaks jelang pemungutan suara pemilu 2019. Hal tersebut diungkapkan komisioner KPU Jatim saat melaksanakan program Goes To Campus pada Jumat (12/4/2019) siang di Gedung Saifuddin Zuhri.
“Berita hoaks adalah salah satu hal yang mengancam eksistensi pemilu selain politik uang dan sentiment SARA,” kata komisioner KPU Jatim Miftahur Rozak, M.PdI.
Rozak sapaan akrab Miftahur Rozak, M.PdI, mengatakan, berita hoaks di tahun politik seperti saat ini semakin menujunjukkan pengaruh negatif. Terlebih, berita-berita hoaks tersebut telah dimanfaatkan untuk kepentingan politik maupun ekonomi yang menghendaki terjadinya keresahan dalam masyarakat.
“Jika ini dikonsumsi setiap hari, dampaknya akan sangat buruk,” katanya.
Pria yang juga sebagai koordinator Devisi Perencanaan dan Logistik di KPU Jatim tersebut, untuk menangkal berita-berita hoaks tersebut tidak cukup dilakukan oleh penyelenggara pemilu, aparat penegak hukum atau instansi terkait saja. Namun juga harus melibatkan kaum akademisi dan intelektual seperti mahasiswa. Menurutnya, yang bisa dilakukan mahasiswa yakni dengan terlibat langsung dalam pemilu. “Bisa bergabung menjadi penyelenggara seperti petugas KPPS, PPS, PPK, PPD, Panwascam, dan sebagainya,” terangnya.
Selain itu lanjut Rozak, mahasiswa harus memahami dan mengawasi setiap tahapan pelaksanaan pemilu. Dan yang tida kalah penting,mahasiswa harus turut aktif dalam mensosialisasikan dan mengedukasi kepada masyarakat luas. “Disinilah sebenarnya peran mahasiswa yang sangat dibutuhkan. Jika ada ada konten berita yang meragukan harap dikenali dahulu, lalu dikelola, jika itu hoaks maka jangan disebarkan,” imbuhnya.
Semenetara itu Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar melalui Kabag Ops Kompol Mohammad Khoiril menambahkan, salah sau kunci sederhana untuk menangkal berita-berita hoaks adalah mahasiswa harus cerdas. Jangan mudah terprovokasi, berpikirlah dua kali, dan pertimbangkan sebab-akibatnya. “Sudah banyak korban-korban penyebar hoaks dan ujaran kebencian yang telah diamankan, mayoritas pelakunya hanya iseng atau cari sensasi,” jelasnya.