Ketua KPU Suprihno, M.Pd., beserta staf dan anggota PPK, PPS, dan PPDP saat monitoring pelaksanaan coklit di pantai selatan (8/2)

Ketua KPU Suprihno, M.Pd., beserta staf dan anggota PPK, PPS, dan PPDP saat monitoring pelaksanaan coklit di pantai selatan (8/2)

TULUNGAGUNG (kpu-tulungagungkab.go.id) – Memasuki hari ke-20 pelaksanaan pencocokan dan penelitian (coklit), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tulungagung kembali memonitoring pelaksanaan coklit oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) pada Kamis (8/2/2018) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) daerah pesisir pantai lKecamatan Besuki.

Monitoring tersebut dilakukan oleh Ketua KPU Suprihno, M.Pd., beserta 4 staf sekretariat, dan anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Mustofa, SE., MM. beserta staf.

Serta didampingi seluruh anggota Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) dan Petugas Pengawas Lapangan (PPL) di 3 TPS masing-masing di Desa Sedayu Gunung dan Desa Kebo Ireng Kecamatan Besuki.

Ketua KPU Suprihno, M.Pd., mengatakan, dari hasil pemantauan coklit di Desa Sedayu Gunung, PPDP telah melakukan coklit sebanyak 95 persen pemilih. Menurut keterangan dari PPDP setempat, sebagian pemilih yang belum tercoklit disebabkan saat didatangi rumahnya selalu kosong. Karena yang bersangkutan masih bekerja di kebun.

“Untuk membedakannya, bagi rumah yang sudah tercoklit ditempeli stiker,” katanya.

Suprihno melanjutkan, adapun kendala yang di hadapi oleh PPDP yaitu kerena faktor geografis. Menurutnya, karena termasuk wilayah pegunungan maka untuk menemui yang bersangkutan hanya bisa sore hari dan malam.

“Belum lagi kalau hujan, otomatis pasti menunda,” terangnya.

Selain itu, kendala lain yang dihadapi adalah terdapat pemilih yang sudah meninggalkan rumah tetapi menurut ketua Rukun Tetangga (RT) belum melakukan pindah domisili.

Sedangkan monitoring Coklit PPDP di Desa Keboireng hasilnya sudah 100 persen. Dan dipastikan seluruh rumah sudah tertempel stiker.hip

Untuk kendala yangno NJ dihadapi PPDP di Desa Keboireng,  mayoritas warga pesisir berprofesi sebagai nelayan dan petani.penggarap lahan perhutani. Sehingga untuk menemui pemilih harus mendatangi rumah yang bersangkutan minimal dua kali.

“Bahkan banyak yang dikunjungi sampai tiga kali baru ketemu,” pungkasnya.

Berdasarkan pantauan tim media KPU, seusai bertemu dengan PPDP, tim monitoring langsung melakukan pengecekan ke salah satu rumah warga di Pantai Klatak atau tepatnya pada TPS 8. Disitu tim monitoring sempat melakukan pengecekan dan ternyata benar, PPDP sudah melakukan pendataan dengan bukti AA-1 KWK telah mereka terima, dan AA-2 KWK stiker telah tertempel di rumah warga.

Sebelumnya pada Rabu (7/2/2018) tim monitoring yang dipimpin Suprihno, M.Pd.,  melakukan monitoring coklit PPDP di TPS terjauh Kecamatan Pucanglaban, yaitu di TPS 2 dan TPS 3 Desa Pucanglaban.

Adapun kendala dalan pelaksanaan coklit tersebut yakni medan geografis daerah pegunungan. Petugas harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer hingga 5 kilometer serta lokasi perumahan pemilih yang terpencar.