Ketua KPU Arif Budiman memukul gong saat membuka acara bimtek Sidalih untuk penyelengaraan Pemilu 2019 di Hall Yogyakarta Marriot Hotel (24/2)

Ketua KPU Arif Budiman memukul gong saat membuka acara bimtek Sidalih untuk penyelengaraan Pemilu 2019 di Hall Yogyakarta Marriot Hotel (24/2)

YOGYAKARTA (kpu-tulungagungkab.go.id) – Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) meminta semua anggota KPU untuk membangun kultur baru dengan cara menuntaskan pekerjaan sejak awal. Hal tersebut diungkapkan saat membuka bimbingan teknis sidalih (sistem informasi pemutakhiran daftar pemilih) untuk penyelengaraan Pemilu 2019 pada Sabtu hingg Senin (24-26/2/2018) di Yogyakarta Marriot Hotel.

Dalam bimtek gelombang ketiga tersebut diikuti oleh anggota KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Operator dari Propinsi Bali, Bengkulu, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Riau dan Sulawesi Selatan.

Dalam sambutannya, Ketua KPU RI Arif Budiman  menyampaikan, saat ini KPU tengah berupaya membangun kultur baru dengan cara melakukan pekerjaan sejak awal tahapan. Dirinya mencontohkan, berdasarkan hasil monitoring di beberapa daerah saat pencocokan dan penelitian (coklit) oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) yang dimulai Sabtu (20/1/2018) hingga Minggu (18/2/2018), menunjukkan sejak 10 hari pertama banyak PPDP yang sudah hampir selesai.

“Rata-rata hanya kurang 10 orang atau sudah selesai 75 persen dan kendalanya hanya yang bersangkutan saat di coklit tidak ada di rumah,” katanya.

Arif sapaan akrab Arif Budiman melanjutkan, saat ini setiap pekerjaan sebenarnya bisa segera diselesaikan. Hal ini sangat berbeda dengan masa-masa sebelumnya yang mayoritas dikerjakan diakhir tahapan.

Mantan Anggota KPU Provinsi Jawa Timur tersebut kembali mengingatkan, jika pemutakhiran daftar pemilih ini merupakan inti dari kegiatan KPU artinya pekerjaan yang paling dasar dari penyelengaraan pemilu. Karena, hasil dari pemutakhiran daftar pemilih tersebut nantinya akan menjadi dasar dalam penghitungan dan pengadaan logistik, pembagian TPS, penentuan jumlah penyelengara, pengadaan  surat suara dan sebagainya.

“Makanya pelaksanaan coklit harus benar-benar teliti,” ujarnya.

Untuk itu lanjut Arif, tahapan ini harus berjalan dengan baik. Karena menurutnya elemen pemilu ada tiga, pertama penyelengara pemilu, peserta pemilu dan pemilih.

“Jadi penyusunan daftar pemilih ini merupakan cara KPU  untuk melingdungi hak konstitusi warga Negara,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Biro Perencanaan dan Data KPU RI Sumariyandono menyampaikan, setelah bimtek ini akan dilanjutkan dengan pembagian kelas. Dimana kelas komisioner akan membahas persoalan-persoalan coklit dan penyusunan daftar pemilih. Kemudian operator akan di perkenalkan dengan SIDALIH versi baru dan berbagai masukan persoalan di sidalih.

“Kita sempurnakan pengembangan program sehingga daftar pemilih pemilu 2019 benar-benar valid dan dapat di pertanggungjawabkan,” tukasnya.

Terpisah, Ketua KPU Tulungagung Suprihno mengungkapkan,  kegiatan seperti ini sangat bagus untuk menambah wawasan sekaligus skill dan kemampuan penyelenggara untuk dapat bekerja secara profesional dalam menghadapi pemilu 2019 yang di laksanakan secara serentak antara pemilu legislatif dan pemilu presiden.

“Kita manfaatkan momentum untuk belajar dan mengembangkan diri,” pungkasnya.