Ketua KPU Suprihno, M.Pd., bersama Forpimda sesaat setelah menyaksikan pemutaran perdana film 22 Menit di Golden Theatre Tulungagung (19/7)

Ketua KPU Suprihno, M.Pd., bersama Forpimda sesaat setelah menyaksikan pemutaran perdana film 22 Menit di Golden Theatre Tulungagung (19/7)

TULUNGAGUNG (kpu-tulungagungkab.go.id) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tulungagung turut menyaksikan pemutaran perdana film berjudul “22 menit” bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) pada Kamis (19/7/2018) di Golden Theatre.  Film berdurasi 71 menit tersebut, mengisahkan peristiwa bom thamrin pada 2016 silam lengkap dengan penanganan yang cepat dari Polri.
Tak hanya dari Forpimda, film yang ditayangkan secara perdana dan serentak di seluruh Indonesia tersebut juga dilihat oleh tokoh masyarakat,organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan,  LSM, pelajar, dan media. Sedangkan dari KPU Tulungagung dihadiri oleh Ketua KPU Tulungagung Suprihno, M.Pd., dan Suyitno Arman, S.Sos., M.Si.
“Filmnya sangat bagus, penanganan polri juga sangat cepat,” kata Ketua KPU Tulungagung Suprihno, M.Pd.
Suprihno, M.Pd., mengaku saat melihat film tersebut sempat terhanyut dengan alur cerita di dalamnya. Apalagi ketika menyaksikan detik-detik meledaknya bom yang diambil dari berbagai sisi.
“Kondisi sunyi, penuh asap, rintihan korban dan teriakan histeris warga menjadi satu,” ujarnya.
Proses evakuasi para korban dan pengamanan lokasi juga ditampilkan secara detail, sangat menyentuh hati.
Suprihno, M.Pd., melanjutkan, yang tak kalah membuat kagum yakni dalam film tersebut juga ditampilkan bagaimana keberhasilan polri dalam mengungkap dan menangkap para pelaku bom tersebut. Terlihat, seluruh anggota polri dengan totalitas yang tinggi mampu mengamankan situasi hanya dengan waktu 22 menit. Bahkan, secara bersamaan polri berhasil mengungkap jaringan terorisme di berbagai daerah lain.
Masih menurut Suprihno, M.Pd., dirinya berharap agar seluruh masyarakat khususnya warga Tulungagung untuk meluangkan waktu melihat film tersebut. Hal ini untuk meyakinkan bahwa kita tidak takut dengan terorisme. Menurutnya, bersatunya seluruh rakyat dan pemerintah menjadi senjata ampuh untuk memberantas terorisme.
Suprihno, M.Pd., menambahkan, seusainya pelaksanaan pilkada 2018, Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi pada 2019 yakni pemipihan presiden dan pemilihan legeslatif. Untuk itu, dirinya berharap seluruh elemen masyarakat bersatu-padu untuk menyukseskannya. Jangan mudah terpengaruh dengan isu-isu yang bertujuan untuk menciderai demokrasi.