Reporter | : David Hartanto |
Editor | : Suyitno Arman |
TULUNGAGUNG (kpu-tulungagungkab.go.id.) – “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat dan menginfaqkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tiada merugi.” (Fâthir [35]:29)
Itulah salah satu materi kultum yang disampaikan Ketua KPU Kabupaten Tulungagung Suprihno, di depan para jamaah sholat Dzuhur di musholla KPU Tulungagung Kamis siang, 8 Juni 2017.
Suprihno mengisahkan, ada petani di Madinah yang kurang berhasil dalam berkebun kurma. Padahal si petani itu telah berusaha keras, bahkan disertai dengan rajin membaca amalan do’a-do’a agar kebun kurmanya berbuah lebat. Sementara di tempat lain, ada seorang petani juga yang sangat berhasil, kerbun kurmanya selalu berbuah lebat dan selalu mendatangkan berkah dari tahun-ketahun.
Selidik punya selidik, setelah dicari informasi kebenaran dari apa yang dilakukan oleh petani tersebut sehingga sukses, ternyata kuncinya adalah bersedekah di jalan Alloh. “Rahasianya adalah setiap kali kebun dan tanah ini memberi hasil, hanya sepertiga darinya yang aku makan. Sepertiganya lagi aku kembalikan kepada tanah ini sebagai tambahan modal. Lalu sepertiganya lagi, aku berikan kepada Alloh SWT. Sebagai infaqku di jalannya. Itulah amalan rutin yang aku kerjakan sehingga membawaku pada hasil yang sedemikian”, ujar Suprihno meriwayatkan.
“Saudaraku, bila dalam merintis usaha, perniagaan, perdagangan atau apa pun yang kita lakukan, bila kita sering mengalami kerugian, kebangkrutan, kredit macet dan lain sebagainya yang dapat membuat usaha kita mengalami kemunduran, maka cobalah resep di atas! Insya Allah, Anda akan merasakan apa yang mereka rasakan, yaitu Perniagaan yang Tiada Merugi Disebabkan Infak di Jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala”.
Tradisi kultum memang selalu dilaksanakan pada jamaah sholat dzuhur di musholla kantor KPU Tulungagung. Pemberi materi adalah semua komisioner yang dijadwal secara bergiliran setiap hari Senin s/d Kamis. Tradisi ini telah dilakukan hampir 8 tahun terakhir. (VID/ARM)