Suasana Sosialisasi di SMKN 3 Boyolangu(16/11)

Suasana Sosialisasi di SMKN 3 Boyolangu(16/11)

Reporter : Victor Febrihandoko
Editor : Suyitno Arman

TULUNGAGUNG (kpu-tulungagungkab.go.id.) – Program kunjungan ke sekolah (Goes to School) KPU Tulungagung terus berlanjut. Rabu pagi (16/11/2016), KPU mendatangi SMKN 3 Boyolangu yang berlokasi di Jalan Mastrip Tulungagung. Tim dari KPU terdiri dari Victor Febrihandoko, Komisioner Divisi Umum, Logistik, Keuangan, dan Rumah Tangga. Agus Safei, Komisioner Divisi Hukum, serta didampingi oleh Kasubag Teknis Sutrisno dan beberapa staf sekretariat KPU Tulungagung. Tak kurang dari 600 siswa mengikuti kegiatan yang digelar di ruang aula sekolah.

Dalam paparannya Victor Febrihandoko menyampaikan pentingnya pendidikan pemilih bagi pemilih pemula. Usia sekolah khususnya di tingkat SMA/SMK adalah usia pemilih potensial dimana para siswa tersebut masih punya idealisme dan bersikap kritis. Karena itu tepat untuk menanamkan nilai-nilai yang berkaitan dengan pemilu dan demokrasi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu.

“Setidaknya ada empat alasan mengapa pendidikan pemilih penting dilakukan. Pertama membantu penyelenggara pemilu untuk lebih baik, kedua meningkatkan partisipasi, ketiga peningkatan kualitas partisipasi itu sendiri, dan keempat memperkuat sistem demokrasi”, kata Victor.

Lebih lanjut dalam paparannya Victor menjelaskan tentang tujuan pendidikan pemilih, yakni keterlibatan pemilih pada siklus pemilihan baik pada saat pemilu maupun setelah pemilu. Kemudian pemahaman pemilih, ketrampilan dan perilaku yang progresif terhadap penguatan sistem demokrasi. Termasuk ada niat tanpa pamrih dalam proses politik yang dilandasi kuatnya idealisme. “Memang tujuan pendidikan pemilih dimaksud untuk peningkatan partisipasi politik, peningkatan literasi politik dan Volunteritas” papar Victor.

Acara itu sendiri berlangsung meriah dan interaktif. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh siswa-siswi setelah paparan materi. Bahkan karena keterbatasan waktu, beberapa siswa yang terlanjur mengangkat tangan untuk bertanya tidak bisa tersalurkan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul berkisar tentang teknis penyelenggaraan dan bahkan kinerja penyelenggara. (VIC/ARM)