TULUNGAGUNG (kpu-tulungagungkab.go.id) – Ribuan warga Tulungagung memadati halaman Gedung Olah Raga (GOR) Lembupeteng yang terletak di Jalan Soekarno Hatta pada Sabtu (18/11/2017) malam. Mereka menonton pegelaran wayang kulit semalam suntuk dalam rangka launching tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Tak hanya orang dewasa, anak-anak dan orang tua pun ikut berjejal pada malam tersebut. Mereka rela menunggu hingga dimulainya pagelaran wayang kulit. Banyaknya para pedagang di sekitar lokasi semakin menambah semaraknya malam dimulainya tahapan pilkada Tulungagung 2018.
Semua prosesi acara berjalan lancar. Mulai sambutan, pemberian hadiah, hingga panggung hiburan. Puncaknya, sekitar pukul 21.30 WIB ditandai dengan pemberian gunungan oleh Bupati Syahri Mulyo kepada ki dalang Eko Kondo Prisdianto dengan lakon “Wahyu Purbo Sejati,”.
Ketika alunan musik gamelan mulai menggema di seluruh sudut halaman GOR Lembupeteng, saat itulah ribuan warga Tulungagung tanpa dikomando langsung mengambil posisi dengan rapi. Terlihat beberapa warga yang baru datang sibuk berlalu-lalang untuk mencari tempat yang nyaman. Tatap mata mereka hanya tertuju pada “kelir” yang berada di barat GOR.
Tampak keceriaan di raut wajah mereka seakan melupakan rasa ngantuk, lelah dan hawa dingin yang sesekali membelai tubuh mereka.
Dalam kesempatan itu, tim media KPU mencoba menyapa kepada beberapa warga. Saat mereka ditanya pagelaran wayang kulit ini dalam rangka apa? jawabannya pun sangat mengejutkan. Enam dari dua belas orang menjawab pagelaran wayang kulit tersebut dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Tulungagung.
Namun demikian selama pagelaran wayang kulit baik Ki Dalang Eko Kondo Prisdianto maupun bintang tamu Jo Klithik, Jo Kluthuk, dan Lusi Brahman selalu menyampaikan bahwa pagelaran wayang kulit tersebut dalam rangka launching tahapan pilkada 2018.
Mereka juga mengajak warga Tulungagung untuk turut mensukseskan pelaksanaan pilkada dengan cara ikut mencoblos atau memberikan suaranya di hari H pencoblosan. Mereka juga berpesan agar warga tidak mudah terprovokasi dengan isu yang tidak bisa dipertanggung jawab, hindari Money Politics, dan golput.
Selain itu Ki Eko Kondo Prisdianto menyampaikan ada hal positif yang bisa dipetik dari “lakon” Wahyu Purbo Sejati tersbut dalam konteks Pilkada. Menurutnya, dalam lakon tersebut ada tiga sifat yang harus dimiliki bagi seorang pemimpin. Diantaranya sifat Brahmana, sifat Nerendra, dan Sifat Ksatria.
Sifat Brahmana artinya seorang pemimpin harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sifat Narendra artinya pemimpin harus arif dan bijaksana, sedangkan sifat Ksatria artinya pemimpin harus berani dan tegas.
Diujung cerita, Wahyu Purbo Sejati turun kepada tiga tokoh wayang yakni Prabu Baladewa (sifat Brahmana), Prabu Kresna (sifat Narendra), dan Arjuna (sifat Ksatria).
Dalam Pilkada 2018 nanti diharapkan warga Tulungagung memilih seorang pemimpin yang memiliki tiga perangai seperti yang digambarkan dalam tokoh wayang tersebut.