Ketua KPU Tulungagung H. Mustofa, SE., MM., saat menyampaikan materi kepada tim penggerak PKK dan IIKO Tulungagung (8/4)

Ketua KPU Tulungagung H. Mustofa, SE., MM., saat menyampaikan materi kepada tim penggerak PKK dan IIKO Tulungagung (8/4)

TULUNGAGUNG (kpu-tulungagungkab.go.id) – Meski hari H pemungutan suara pemilihan umum (pemilu) 2019 tinggal beberapa hari, namun tidak menyurutkan semangat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tulungagung untuk terus menggaet simpati pemilih.

Terbaru, penyelenggara pemilu tersebut mengadakan sosialisasi kepada pemilih perempuan pada Senin (8/4/2019) pagi di Gedung PKK. Tak tanggung-tanggung, sosialisasi tersebut melibatkan tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Ikatan Istri Kepala OPD (IIKO) Tulungagung.

Ketua KPU Tulungagung, Mustofa, SE., MM., menyampaikan bahwa peran perempuan dalam pemilu 2019 sangat vital. Hal ini tidak terlepas dari jumlah pemilih di Tulungagung lebih banyak perempuan daripada pria. Sehingga sangat disayangkan apabila suara pemilih perempuan ini tidak tersalurkan.

“Untuk itu, melalui tim penggerak PKK dan IIKO di Tulungagung, kami ingin menggerakkan kaum perempuan,” katanya.

Dipilihnya tim penggerak PKK dan IIKO lanjut Mustofa, SE., MM., karena kedua lembaga tersebut memiliki struktur organisasi yang langsung bersentuhan dengan masyarakat bawah. Selain itu mereka memiliki jaringan yang kuat. Sehingga diharapkan, mereka bisa membantu KPU untuk mengajak semua masyarakat tak terkecuali kaum pria untuk mendatangi TPS pada 17 April mendatang.

“Target partisipasi masyarakat kita kan diatas 75 persen, kami optimis akan tercapai dengan bantuan PKK dan IIKO,” imbuhnya.

Mustofa, SE., MM., menambahkan, adapun langkah sederhana yang bisa dilakukan oleh tim penggerak PKK dan IIKO untuk mensukseskan pemilu 2019 diantaranya, tentu mengajak seluruh anggota organisasi dan keluarganya untuk datang ke TPS saat pencoblosan.

Selain itu, mereka diharapkan bisa menjaga kondusifitas lingkungan masing-masing dengan menangkal segala bentuk berita hoaks, kampanye hitam, ujaran kebencian, isu sara dan tentu yang tida kalah penting menolak praktik money politik.

“Kami yakin emak-emak jaman now bisa membedakan mana informasi yang membangun dan mana informasi yang destruktif,” pungkasnya.